Senin, 07 Mei 2012

Teknik Tepat Budi Daya Jeruk



Jeruk sudah tumbuh di Indonesia sejak ratusan tahun lalu, baik secara alami maupun dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia merupakan peninggalan 
Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia. Jeruk
memiliki banyak spesies dari 6 genus, di antaranya Microciturs, Citrus,
Fortunella, Cymedia, Poncirus, dan Eremocirus.


A. Manfaat Buah

Jeruk banyak dimanfaatkan sebagai buah segar atau makanan olahan, karena cita
rasa dan kandungan vitamin C yang tinggi. Bahkan, beberapa negara telah
memproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk serta gula tetes, alkohol, dan
pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk digunakan sebagai
bahan minyak wangi, sabun mandi, esens minuman, dan campuran kue. Beberapa
jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk
menurunkan panas, meredakan nyeri saluran napas bagian atas, dan menyembuhkan
radang mata.


B. Varietas Unggul
Pada dasarnya, ada tiga jenis jeruk komersial dan diunggulkan, yakni jeruk
siem, jeruk keprok, dan jeruk besar (Citrus maxim Merr). Hingga kini, sudah
dilepas lebih dari 41 varietas jeruk di
Indonesia, di antaranya pangkajene merah, pangkajene putih, keprok selayar,
tejakula, keprok siompu, manis kisar, keprok soe, siem banjar, keprok garut-1,
cikoneng ST, siem madu, pamelo ratu, pamelo raja, manis taji-01, crifta-01,
bali merah, keprok sipirok, pamelo nambangan, pamelo sri nyonya, pamelo
magetan, keprok maga, troyer-415, carrizo-442, kunci-10, keprok pulau tengah,
keprok madura, pacitan, keprok wangkang, keprok tawangmangu, siampontianak,
astano, lidung, taliwangputih, taliwangmerah, laukawar, kotaraja, girimatang,
keprok gayo, siam kintamani, keprok batu-55, keprok pulung, dan keprok gunung
omeh.


C. Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh jeruk yang harus diperhatikan di antaranya suhu optimum 25 -30° C
serta curah hujan 1.900-2.400 mm/tahun dengan rata-rata 2-4 bulan basah dan 3-5
bulan kering. Tanah yang cocok bertekstur gembur, berpasir, hingga lempung
berliat dengan kedalaman efektif lebih dari 60 cm. Tingkat keasaman tanah (pH)
yang optimum sekitar 5--7.
jeruk manis cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 7001--300 m dpl serta
iklim relatif kering dan berada di tempat terbuka. Jeruk besar sebaiknya
dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 70--600 m dpl, sedangkan
jeruk keprok pada ketinggian 100—1.300 m dpl.
Kondisi lahan yang akan ditanami harus bebas dari tanaman jeruk yang sakit,
minimal dua tahun sebelum tanam. Lokasi harus bersih dari tanaman pembawa
vektor CVPD, yakni Diaphorina Citri dan dari tanaman lain yang disukai hama
tersebut, seperti kemuning dan tapak dara. Lokasi kebun harus berjarak minimum
3 km dari tanaman atau kebun jeruk yang sudah terserang CVPD.


D. Teknik Budi Daya


a. Pemilihan Benih dan Varietas
Bibit yang dipilih sebaiknya disesuaikan dengan target pasar dan kondisi
agroklimat tempat penanaman. Gunakan bibit yang sehat dan pertumbuhannya
seragam. Tinggi bibit yang digunakan 80-100 cm dengan diameter batang 1-1.5 cm.
Warna batang hijau tua kecokelatan, bentuk batang lurus, dan tidak bercabang.
Warna daun hijau mengilap dan telah membentuk 3 flush (trubus).
Bibit sebaiknya telah berumur 6 bulan atau lebih. Pastikan bibit bebas dari
serangan hama dan penyakit, khususnya tujuh penyakit sistemik di antaranya
CVPD, tristeza, psorosis, exocortis, vein Enation, tatter leaf, dan
xyloporosis. Batang bawah yang dianjurkan antara lain YC dan RL atau troyer,
carrizo, volkameriana, dan citrumello yang tahan tristeza (CTV).


b. Persiapan Lahan
Pekerjaan ini diawali dengan membersihkan batu-batu besar, alang-alang, tunggul
batang tanaman dan sebagainya dari lahan, karena akan mengganggu sistem
perakaran tanaman dan menghambat aliran unsur hara. Selanjutnya, bagi lahan
menjadi beberapa blok yang dipisahkan oleh jalan kebun. Jalan ini diperlukan
untuk pemeliharaan, pengangkutan hasil panen, dan pengawasan kebun. Jika luas
kebun puluhan hektare, satu blok sebaiknya seluas satu hektare dan jumlah
tanaman sebanyak 500 pohon.
Lahan yang bertopografi miring sebaiknya dibuatkan terasering terlebih dahulu,
lalu disusul pembuatan lubang tanam. Jika jeruk hendak ditanam di tanah berair
atau tanah sawah, tinggikan tanah tempat lubang tanam terlebih dahulu agar
sistem perakarannya tidak terendam air dan lengkapi dengan saluran drainase.
Namun, jika jeruk akan ditanam di lahan kering, lahan harus dilengkapi dengan
sarana irigasi. Jika lapisan tanah agak tipis, hancurkan lapisan cadas yang
terdapat di bawah lapisan tanah hingga gembur.


c. Pembuatan Lubang Tanam dan Penanaman
Jika jeruk ditanam di tanah cadas, buat lubang tanam berukuran 1 x 1 x 1 meter.
Sementara bila ditanam di tanah gembur ukuran lubang tanam cukup 70 x 70 x 70
cm. Saat membuat lubang tanam, pisahkan tanah bagian atas di kiri lubang dan
tanah bagian bawah di kanan lubang. Biarkan lubang tanam terbuka selama dua
minggu agar bibit hama, penyakit, dan gulma mati terkena sinar matahari
langsung.
Setelah 2 bulan, masukkan tanah galian bagian bawah ke dalam lubang tanam
hingga seperempat volume lubang. Campur sisa tanah galian dengan pupuk kandang
sebanyak 8 liter bila bibit ditanam di tanah cadas atau 4 liter bila bibit
ditanam di tanah subur. Masukkan campuran pupuk kandang dan tanah galian ke
dalam lubang hingga menggunduk.


d. Perawatan Tanaman
1. Pemupukan
Aplikasi pemupukan untuk kebun buah-buahan dilakukan tiga kali dalam setahun,
yakni segera setelah panen dan pemangkasan dengan komposisi nitrogen (N)
tinggi, menjelang tanaman berbunga dengan komposisi fosfor (P) tinggi, dan
untuk mendukung pembesaran buah dengan komposisi kalium (K) tinggi.
Pemberian pupuk dapat dilakukan pada umur 6, 9, 12 bulan setelah tanam, dengan
campuran pupuk berupa urea 250 g, TSP 250 g, dan KCI 300 g per pohon.
2. Pengairan
Jeruk keprok membutuhkan air yang cukup banyak untuk pertumbuhannya, meskipun
memerlukan bulan kering selama 3-4 bulan. Kekurangan air pada masa vegetatif
akan menghambat pertumbuhan tunas dan akar. Sementara itu, kekurangan air pada
masa generatif menyebabkan bunga dan buah rontok. Akibatnya, volume dan mutu
produksi menurun.
Pengairan terutama diperlukan pada musim kemarau dan menjelang fase pembungaan
dan pembentukan buah. Saat musim kemarau, kebutuhan volume air untuk pengairan
sekitar 70-80 liter pohon/minggu. Pada fase produktif jumlahnya dikurangi
menjad 40-60 liter/pohon/minggu dan dihentikan untuk merangsang pembentukan
bunga.
Sistem pengairan tanaman jeruk dapat berupa pengairan permukaan, yakni
penyiraman dilakukan di cekungan yang dibuat mengikuti bentuk tajuk pohon
terluar atau air dialirkan melalui parit-parit di setiap sisi alur tanaman
sesuai kebutuhan. Selain itu, ada sistem pengairan curah (sprinkle) dan
pengairan tetes.
3. Pengendalian Gulma
Buang kotoran, dedaunan, dan ranting bekas pangkasan yang dapat mengundang
kehadiran hama dan penyakit. Pangkas daun dan ranting yang sakit atau yang
menunjukkan tanda-tanda terserang hama dan penyakit. Bakar buah-buahan yang
busuk dan rontok termasuk pangkasan daun. Bersihkan rumput liar yang tumbuh
dengan kored, cangkul, atau manual (tangan) untuk menghindari persaingan dalam
penyerapan unsur hara. Selain itu, penggunaan herbisida dapat diaplikasikan,
terutama untuk membersihkan gulma dalam jumlah banyak dan luas. Bersamaan
dengan penyiangan, sebaiknya tanah di sekitar tajuk tanaman digemburkan.
Upayakan jangan sampai merusak perakaran tanaman.
4. Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tanaman sehingga tidak terlalu tinggi dan
mudah dikelola, percabangan teratur dan kokoh, penerimaan cahaya matahari
merata, memperbaiki kualitas buah (ukuran, warna, dan menurunkan rasa asam),
memperbanyak tunas baru, dan mengurangi kerimbunan tanaman. Pemangkasan
dilakukan sejak tanaman masih muda (70-80 cm) untuk membentuk pohon dan
percabangannya. Dari batang utama, pelihara 3-4 cabang yang letaknya membentuk
sudut yang seimbang antarcabang pada ketinggian yang berbeda.
Pangkas cabang yang tidak dikehendaki hingga pangkal cabang. Dari batang utama
tersebut masing-masing dipelihara 3-4 cabang. Demikian seterusnya hingga
terbentuk percabangan yang kompak dan kanopi pohon membentuk setengah kubah
dengan penyebaran daun merata. Pemeliharaan selanjutnya bertujuan untuk menjaga
bentuk pohon, membuang cabang atau ranting yang rusak, mati, dan berpenyakit,
serta untuk mengatur pembungaan. Lakukan pemangkasan pemeliharaan berikutnya
pada tanaman usia produktif. Cabang-cabang atau tunas liar yang tumbuh tidak
pada tempatnya, misalnya di bawah percabangan pertama harus dibuang.
5. Penjarangan Buah
Penjarangan bertujuan agar buah tidak berdesakan dalam dompolan dan dapat
mencapai ukuran maksimal. Penjarangan buah dilakukan sejak buah masih sebesar
kelereng. Caranya, pilih dan singkirkan buah yang kurus, bentuknya tidak
sempurna, serta terserang hama dan penyakit. Atur posisi buah agar tidak saling
bergesekan atau terjepit ranting pohon yang dapat mengakibatkan kulit buah
cacat.


* Artikel ini dikutip dari buku “Buku Pintar Budi Daya Tanaman Buah Unggul
Indonesia”. AgroMedia Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar